Minggu, 06 Februari 2011

Untuk Direnungkan: Facebook vs Keintiman Sosial

Mukadimah:
Manusia terlahir dengan insting ingin melakukan interaksi dengan manusia lain (gregouriosness) maka setiap bayi yang dilahirkan tidak langsung tumbuh besar dengan sendirinya, tetapi terdapat proses hubungan intim antara si bayi dengan ibunya. Tanpa orang lain si bayi tidak akan bertahan hidup di dunia ini. Ini merupakan hukum alam yang tiap manusia tidak bisa menyangkalinya. Dalam melakukan interaksi tersebut, manusia dikaruniai Tuhan berbagai alat indera: penglihat, pendengar, pencecap, perasa, dan pembau. Alat indera ini mempunyai fungsi untuk membahasakan respon yang muncul dari individu di luar dirinya, alat ini juga digunakan untuk berinteraksi secara intim dengan individu lainnya: berbicara, mendengarkan, dan merasakan. Keintiman social yang seyogyanya dibangun melalui dasar-dasar interaksi yang kuat, sekarang semakin hari semakin terkikis oleh munculnya berbagai alat-alat teknologi yang serba canggih. Yang tanpa disadari memunculkan masalah-masalah social baru terkait dengan konsep diatas.

Ojodumeh

Ojodumeh merupakan sebuah filsafat yang berakar pada pakem-pakem Kejawen dan budaya Jawa. Ojodumeh atau dalam bahasa Indonesianya adalah jangan sok merupakan sebuah ungkapan yang sering dilontarkan oleh khususnya orang Jawa sebagai pengingat agar hidup jangan dipenuhi oleh kesombongan dan congkak hati. Rendah hati (andhap asor) merupakan tuntutan hidup bermasyarakat di lingkungan dimana kita tinggal.